Korupsi Bukan Cuma Nyolong Duit, Dandhy Laksono Semprit Jokowi: Ia Menciptakan Ekosistem dan Budaya Koruptif

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sutradara film dokumenter “Dirty Vote,” Dandhy Laksono, mendadak menyemprot Jokowi setelah masuk dalam daftar tokoh dunia paling korup menurut sebuah laporan.

Dandhy menegaskan bahwa korupsi tidak hanya terbatas pada tindakan mencuri uang negara, tetapi juga mencakup penciptaan ekosistem dan budaya koruptif.

Ia menyoroti berbagai kebijakan dan keputusan pemerintahan Jokowi yang dinilai memperburuk kondisi pemberantasan korupsi di Indonesia.

“Korupsi tak cuma nyolong duit. Dalam kasus Jokowi, ia menciptakan ekosistem dan budaya koruptif,” ujar Dandhy dalam keterangannya di aplikasi X @Dnadhy_Laksono (31/12/2024).

Dandhy menyebutkan sejumlah aspek yang menurutnya menjadi indikator kemunduran di era Jokowi.

Ia mengkritisi pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), memburuknya indeks persepsi korupsi, serta kerusakan institusi penegak hukum.

“Pelemahan dan kemunduran KPK. Indeks Korupsi memburuk,” sebutnya.

Selain itu, Dandhy juga menyinggung praktik nepotisme dan kroni bisnis yang terjadi di lingkaran kekuasaan Jokowi.

“Kerusakan institusi penegak hukum. Nepotisme, kroni bisnis, dan kekuasaan,” Dandhy menuturkan.

Menurutnya, kasus-kasus korupsi bahkan digunakan sebagai alat tawar politik dalam pemerintahan saat ini.

“Kasus korupsi jadi alat tawar politik,” tandasnya.

Sekadar diketahui, nominasi itu diketahui dikeluarkan OCCRP. Singkatan dari Organized Crime and Corruption Reporting Project. Organisasi jurnalis anti korupsi terbesar di dunia.

Organisasi itu merilus daftar finalis “Person of the Year 2024” untuk kategori kejahatan organisasi dan korupsi.